Penjelasan tentang aspal, bahan susun aspal, proses terjadinya aspal, dan jenis aspal

  • ASPAL

Aspal adalah material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen yang diperoleh dari residu hasil pengilangan minyak bumi berfungsi sebagai pengikat agregat dalam pembuatan jalan. Aspal dipilih untuk konstruksi jalan karena mempunyai sifat pekat (consistency), tahan terhadap pelapukan yang disebabkan oleh cuaca, derajat pengerasan dan ketahanan terhadap air.

Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. Aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu dan kembali membeku jika temperatur turun. Kandungan aspal terdiri dari 80% karbon, 10% hydrogen, 6% belerang dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel dan vanadium. Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama-sama material lain.

 

 Berikut beberapa definisi dan pengertian aspal dari beberapa sumber buku:

Aspal merupakan material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Bitumen adalah zat perekat (cementitious) berwarna hitam atau coklat tua, yang dapat diperoleh di alam ataupun sebagai hasil produksi (Permana, 2009).

Aspal adalah suatu bahan bentuk padat atau setengah padat berwarna hitam sampai coklat gelap, bersifat perekat (cementious) yang akan melembek dan meleleh bila dipanasi. Aspal tersusun terutama dari sebagian besar bitumen yang kesemuanya terdapat dalam bentuk padat atau setengah padat dari alam atau hasil pemurnian minyak bumi, atau merupakan campuran dari bahan bitumen dengan minyak bumi atau derivatnya (ASTM, 1994).

Aspal merupakan material yang paling umum digunakan untuk bahan pengikat agregat, oleh karena itu seringkali bitumen disebut pula sebagai aspal (Sukirman, 2003). 

Aspal merupakan material yang berwarna hitam sampai coklat tua dimana pada temperatur ruang berbentuk padat sampai semi padat. Jika temperatur tinggi aspal akan mencair dan pada saat temperatur menurun aspal akan kembali menjadi keras (padat) sehingga aspal merupakan material yang termoplastis (Mashuri, 2010).


  • JENIS - JENIS ASPAL

Terdapat tiga jenis aspal yang biasa digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan, yaitu:

Aspal alam. Aspal alam ditemukan di pulau Buton (Sulawesi Tenggara Indonesia), Perancis, Swiss, dan Amerika Serikat.

Aspal buatan. Aspal buatan merupakan residu penyulingan minyak bumi, dengan karakteristiknya sangat bergantung dari jenis minyak bumi yang disuling (dikilang), apakah minyak bumi berbasis aspal (asphaltic base), parafin (parafine base) atau berbasis campuran (mixes base).

Aspal polimer. Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dari modifikasi antara polimer alam atau polimer sintetis dengan aspal. Modifikasi aspal polimer (atau biasa disingkat dengan PMA) telah dikembangkan selama beberapa dekade terakhir.


  • BAHAN SUSUN ASPAL

Beton Aspal ("Asphaltic Concrete") merupakan salah satu jenis perkerasan campuran panas ataupun campuran dingin dengan bahan penyusun terdiri dari agregat bergradasi menerus ("Well Graded"). Agregat yang digunakan terdiri dari agregat kasar, agregat halus, dan filler, dengan ukuran maksimum sebesar 2/3 dari tebal padat perkerasan. Aspal yang biasa digunakan di Indonesia adalah aspal keras ( Asphalt Cement/AC) penetrasi 60/70 atau 80/100. Pada penelitian ini digunakan cara campuran panas dengan bahan ikat Asbuton B-20 dan peremaja AC 80/100. Selanjutnya pada campuran Aspal Beton ini digunakan juga mineral PC sebagai bahan lambah (campuran) filler selling, dapat diketahui pengaruh dari masing-masing campuran Aspal Beton tersebut terhadap karakterisktik Marshall yang ditinjau. Pada campuran tersebut menggunakan agregat dan jenis aspal yang sama berdasarkan spesifikasi Beton Aspal pada Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) No 13/P I/IV 1983, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga. Penelitian dilakukan pada kadar aspal optimum sebesar 595 % dan karakteristik Marshall yang ditinjau adalah "Density", VITM, VFWA, "Stability" dan "Flow", dengan variasi kadar aspal total 5.55 %, 5.95 %, 6.35 %dan tidak berubah untuk campuran normal (tanpa Asbuton dan PC). Perhitungan berat masing-masing bahan susun, adalah terhadap berat total campuran Aspal Beton Pada campuran Aspal Beton bahan ikat Asbuton dan peremaja AC didapatkan bitumen terpakai dan Asbuton sebesar 1.1 %(mineral 4%), sedangkan bitumen AC terhadap variasi kadar aspal campuran yaitu 4,45 % 4,85 % 5,25%. Untuk campuran Asbuton dengan PC dan peremaja AC, persentase bitumen Asbuton adalah 0.97 %(mineral 3.5 %), mineral PC 1.33 %, dan bitumen AC terhadap variasi kadar aspal campuran yaitu 4.58 %, 4.98 %, 5.38 %, sehingga hai ini menunjukan bahwa bitumen AC dapat dukurangi oleh bitumen dari Asbuton. Dengan analisis terhadap karakteristik Marshall yang ditinjau diperoleh bahwa Asbuton B-20 dapat digunakan sebagai bahan ikat pada campuran Aspal Beton. Sedangkan mineral PC yang digunakan sebagai filler bersama mineral Asbuton yang menggantikan filler asli (abu batu), secara keseluruhan dapat memperbaiki karakteristik campuran Aspal Beton tersebut. Sehingga campuran Aspal Beton bahan ikat Asbuton B-20 dan peremaja AC 80/100 dengan bahan tambah PC pada filler, dapat digunakan sebagai alternatif perencanaan khususnya lapis atas perkerasan jalan ("Surface Course") fungsi struktural untuk kapasitas lalu-lintas berat.


  • PROSES TERJADINYA ASPAL

Sebagian besar dari aspal yang digunakan secara komersial diperoleh dari minyak bumi. Meskipun demikian, sejumlah besar aspal terjadi dalam bentuk terkonsentrasi di alam. Alami deposito aspal / bitumen terbentuk dari sisa-sisa kuno, mikroskopis ganggang ( diatom ) dan hal-hal sekali-hidup lainnya. Sisa-sisa tersebut disimpan di lumpur di dasar laut atau danau di mana organisme hidup. Di bawah panas (di atas 50 ° C) dan tekanan dari pemakaman jauh di dalam bumi, sisa-sisa diubah menjadi bahan seperti aspal / bitumen, kerogen , atau minyak bumi.

 

Deposito alami aspal / bitumen termasuk danau seperti Danau pitch di Trinidad dan Tobago dan Danau Bermudez di Venezuela. Alami merembes dari aspal / bitumen terjadi di La Brea Tar Pits dan di Laut Mati .

 

Aspal / bitumen juga terjadi di batupasir yang tidak terkonsolidasi dikenal sebagai “pasir minyak” di Alberta, Kanada, dan sejenisnya “tar pasir” di Utah, AS. Provinsi Kanada Alberta memiliki sebagian dari cadangan dunia aspal alam, dalam tiga deposito besar yang meliputi 142.000 kilometer persegi (55.000 sq mi), area yang lebih besar dari Inggris atau negara bagian New York . Ini pasir bituminous berisi 166 miliar barel (26,4 × 10 9 m 3) cadangan minyak komersial didirikan, memberikan Kanada terbesar ketiga cadangan minyak di dunia. dan menghasilkan lebih dari 2,3 juta barel per hari (370 × 10 3 m 3 / d) dari minyak mentah berat dan minyak mentah sintetis . Meskipun secara historis itu digunakan tanpa pemurnian untuk membuka jalan, hampir semua aspal sekarang digunakan sebagai bahan baku untuk kilang minyak di Kanada dan Amerika Serikat.

 

Deposit terbesar di dunia aspal alam, yang dikenal sebagai pasir minyak Athabasca terletak di Formasi McMurray dari Northern Alberta. Formasi ini dari awal Cretaceous , dan terdiri dari berbagai lensa pasir minyak bearing dengan minyak hingga 20%. Studi isotop atribut deposito minyak menjadi sekitar 110 juta tahun. Dua kecil tapi masih formasi yang sangat besar terjadi di pasir minyak Peace River dan pasir minyak Danau Dingin , di sebelah barat dan tenggara dari pasir minyak Athabasca, masing-masing. Aspal deposito Alberta, hanya bagian dari pasir minyak Athabasca cukup dangkal cocok untuk pertambangan permukaan. 80% lainnya harus diproduksi oleh sumur minyak menggunakan enhanced oil recovery teknik seperti drainase gravitasi uap dibantu .

 

Minyak berat atau aspal deposito jauh lebih kecil juga terjadi di Uinta Basin di Utah, AS. kira-kira 6% aspal.

 

Aspal / bitumen terjadi di pembuluh darah hidrotermal . Contoh dari ini adalah dalam Uinta Basin dari Utah, di Amerika Serikat, di mana ada segerombolan lateral dan vertikal vena yang luas terdiri dari hidrokarbon padat disebut Gilsonite . Vena ini dibentuk oleh polimerisasi dan pemadatan hidrokarbon yang dimobilisasi dari serpih minyak yang lebih dalam dari Formasi Green River selama penguburan dan diagenesis.

 

Aspal / bitumen mirip dengan bahan organik di meteorit karbon. Namun, studi rinci telah menunjukkan bahan-bahan tersebut menjadi berbeda. Sumber daya yang luas Alberta aspal diyakini telah dimulai sebagai bahan hidup dari tanaman dan hewan laut , terutama ganggang, yang mati jutaan tahun yang lalu ketika sebuah laut kuno tertutup Alberta. Mereka tertutup oleh lumpur, dikubur dalam selama ribuan tahun, dan dengan lembut dimasak dalam minyak dengan panas bumi pada suhu 50 sampai 150 ° C (120-300 ° F). Karena tekanan dari meningkatnya dari Rocky Mountains di barat daya Alberta, 80-55000000 tahun yang lalu, minyak didorong timur laut ratusan kilometer ke deposito pasir bawah tanah yang ditinggalkan oleh dasar sungai kuno dan pantai laut, sehingga membentuk pasir minyak.

sumber :

https://www.kajianpustaka.com/2019/03/fungsi-sifat-jenis-dan-analisis.html

https://bisakimia.com/2016/07/31/proses-terjadinya-aspal/#:~:text=Sebagian%20besar%20dari%20aspal%20yang%20digunakan%20secara%20komersial%20diperoleh%20dari%20minyak%20bumi.&text=Di%20bawah%20panas%20(di%20atas,%2C%20kerogen%20%2C%20atau%20minyak%20bumi.

https://sanggapramana.wordpress.com/category/aspal/



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penjelasan tentang Rigid pavement, Flexible pavement, Komposit pavement